Jumat, 04 April 2014

TRADISI KENDURI KEMATIAN


Dalam tradisi kaum Muslim Nusantara, ketika ada seorang Muslim meninggal dunia, maka pihak keluarga si mati mengadakan selamatan atau kenduri, yang dihadiri oleh keluarga, tetangga dan handai taulan untuk membacakan al-Qur’an, Tahlilan dan mendoakan si mati bersama-sama. Kemudian diakhiri dengan makan bersama, dari makanan yang disiapkan oleh keluarga si mati.
Menyikapi tradisi kenduri kematian tersebut, terlepas apakah berasal dari tradisi sebelum masuknya Islam ke Nusantara atau tidak, umat Islam Nusantara memilih untuk melestarikannya sebagai kultur dan budaya bangsa. Namun akhir-akhir ini, ada satu kelompok umat Islam, yang sangat keras menyikapinya dan berupaya menghapusnya sampai ke akar-akarnya dengan alasan tradisi tersebut melanggar hukum Islam, tidak sesuai dengan sunnah Rasul saw dan tradisi kaum salaf yang shaleh. Oleh karena itu, uraian tentang hukum kenduri kematian dari berbagai perspektif menjadi penting untuk dikaji.
Berkaitan dengan tradisi kenduri kematian ini, ada beberapa pendapat di kalangan para ulama yang perlu kita jadikan renungan, agar tidak gegabah dan radikal dalam menyikapinya.

Sabtu, 30 November 2013

ADAB BERDEBAT DALAM KITAB" MIN MUQOWIMAT NAFSIYAH ISLAMIYAH "

Al-Jadal adalah At-Tahâwur (berdiskusi atau berdialog), seperti firman Allah :

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal-jawab (tahawur) antara mereka antara kamu berdua". (QS. al-Mujadalah 58: 1)

Dalam ayat ini Allah menyebut al-jadal (berdebat) dengan istilah at-tahâwur (berdiskusi). Definisi al-jadal (berdebat) adalah penyampaian hujjah atau yang diduga sebagai hujjah oleh dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya untuk membela pendapat atau madzhabnya, membatalkan hujjah lawan, dan mengubahnya kepada pendapat yang tepat dan benar menurut pandangannya.

Senin, 10 Oktober 2011

keajaiban hati (imam ghozali)

oleh : sang habibah baragbah

Secara etimologi zikir berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘menyebut’ atau ‘mengingat’. Dalam bahasa agama (Islam) zikir acap kali didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat thayyibah.

Kendatipun zikir sering disebut-sebut sebagai upaya mengingat Allah melalui lisan, namun sesungguhnya esensi zikir ada pada kesadaran penuh akan pengawasan Allah dalam segala aspek kehidupan manusia. Kesadaran akan kehadiran dan pengawasan Allah inilah yang akan membuat hidup menjadi tenang dan tenteram. Sebab, hidup dalam pengawasan Allah pasti mengarahkan seseorang untuk tampil humanis, amanah, disiplin, dan taat hukum.

WANITA

oleh : sang habibah baragbah

Para wanita diciptakan tak lain dan tak bukan melainkan sebagai pasangan bagi kaum pria, yang dimana keduanya-duanya saling melengkapi satu dengan yang lainnya juga saling mencintai, karena itulah fitrah yang Allah tetapkan bagi mereka. tampa wanita bahtera nabi nuh tak akan sempurna dan tanpa wanita hidup pastilah hampa.

Wanita identik dengan sifat lemah lembutnya namun, di balik kelemahan dan kelembutan mereka tersimpan kekuatan yang bisa menundukkan laki-laki walau dia adalah seorang panglima perang atau gladiator atau bahkan seorang raja sekalipun. sudah banyak sejarah yang menceritakan kehancuran sebuah kerajaan besar hanya dikarenakan seorang wanita dan seorang penguasa yang tunduk dibawah kaki seorang wanita.