Kamis, 24 Februari 2011

penjelasan mengenai ziarah kubur

Ziarah kubur adalah mendatangi kuburan dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur dan sebagai pelajaran (ibrah) bagi peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan menyusul menghuni kuburan sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah swt.


Ketahuilah berdoa di kuburan pun adalah sunnah Rasulullah saw, beliau saw bersalam dan berdoa di Pekuburan Baqi’, dan berkali kali beliau saw melakukannya, demikian diriwayatkan dalam shahihain Bukhari dan Muslim, dan beliau saw bersabda :
“Dulu aku pernah melarang kalian menziarahi kuburan, maka sekarang ziarahlah”.
(Shahih Muslim hadits no.977 dan 1977)

perempuan dalam perspektif islam


adalah anggapan yang amat keliru jika islam mengekang dan membatasi hak-hak perempuan, hingga timbullah opini-opini miring yang di tuduhkan kepada agama suci ini, saya sampai tidak habis pikir apa sih yang di kehendaki mereka yang dengan gigih memperjuangkan emansipasi wanita!!.. apakah islam kurang memberikan porsi yang sesuai terhadap perempuan?. Atau apakah perlu adanya peremajaan hukum dalam nash nash al Qur’an, begitukah?

mengenai bid'ah


Nabi saw memperbolehkan berbuat bid’ah hasanah. 
Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw : “B arangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam , maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits no.1017,

Rabu, 23 Februari 2011

AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH DALAM ILMU TAUHID

Di dalam mempelajari Ilmu Tauhid atau aqidah, madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) menggunakan dalil nadli dan aqli. Dalil naqli ialah dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW dan dalil Aqli ialah dalil yang berdasarkan akan pikiran yang sehat.
Sebagaimana dikemukakan bahwa madzhab Mu’tazilah mengutamakan dalil akal dari pada dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berani menafsirkan Al-Qur’an menurut akal mereka, sehingga ayat-ayat Al-Qur’an disesuaikan dengan akal mereka.

SEJARAH WAHABI


Menanggapi banyaknya permintaan pembaca tentang sejarah berdirinya Wahabi maka kami berusaha memenuhi permintaan itu sesuai dengan asal usul dan sejarah perkembangannya semaksimal mungkin berdasarkan berbagai sumber dan rujukan kitab-kitab yang dapat dipertanggung-jawabkan, diantaranya, Fitnatul Wahabiyahkarya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, I'tirofatul Jasus AI-Injizy pengakuan Mr. Hempher, Daulah Utsmaniyah dan Khulashatul Kalam karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan lain-lain. Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab (lahir di Najed tahun 1111 H / 1699 M). Asal mulanya dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah dan Baha'i. Bahkan Muhammad bin Abdul Wahab ini juga termasuk dalam target program kerja kaum kolonial dengan alirannya Wahabi.

SEKELUMIT PENGANTAR TENTANG SEKTE WAHABI/SALAFI

Sebelum penulis mengutip dan mengumpulkan pendapat-pendapat ulama pakar apa yang dimaksud dalam hadits kata-kata bid’ah, tawassul, tabarruk dan lain sebagainya yang selalu dicela dan disesatkan terutama oleh madzhab Salafi/ Wahabi dan pengikutnya ingin mengutip pendapat ulama mengapa adanya pertentangan akidah atau keyakinan antara golongan yang menamakan dirinya Salafi atau Wahabi serta pengikutnya ini dengan ulama Madzhab ahlus-sunnah lainnya ? 

RIWAYAT SINGKAT MUHAMMAD IBNU ABDUL WAHHAB

Menurut riwayat, Muhammad ibnu Abdul Wahhab ini dilahirkan di perkampungan ‘Uyainah dibagian selatan kota Najd ( Saudi Arabia) tahun 1703 masehi dan wafat tahun 1792 masehi, ia mengaku sebagai salah satu penerus ajaran Ibnu Taimiyyah. Pengikut akidah dia ini dikenal sekarang dengan nama ‘golongan Wahabi atau dikenal juga dengan Salafi ’. Nama Wahabi atau al-Wahabiyyah kelihatan dihubungkan kepada nama pendirinya yaitu Muhammad ‘Abd al-Wahhab al-Najdi.

MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB MENGKAFIRKAN BEBERAPA TOKOH ULAMA

Di sini, kita akan mengemukakan beberapa pengkafiran Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap beberapa tokoh ulama Ahlusunah yang tidak sejalan dengan pemikiran sektenya: Dalam sebuah surat yang dilayangkan kepada Syeikh Sulaiman bin Sahim –seorang tokoh madzhab Hanbali pada zamannya– Ia (Muhamad Abdul Wahhab) menuliskan: ‘Aku mengingatkan kepadamu bahwa engkau bersama ayahmu telah dengan jelas melakukan perbuatan kekafiran, syirik dan kemunafikan !….engkau bersama ayahmu siang dan malam sekuat tenagamu telah berbuat permusuhan terhadap agama ini !…engkau adalah seorang penentang yang sesat di atas keilmuan. Dengan sengaja melakukan kekafiran terhadap Islam. Kitab kalian itu menjadi bukti kekafiran kalian!” (Lihat: Ad-Durar as-Saniyah jilid 10 halaman 31).

SYEIKH SULAIMAN BIN ABDUL WAHHAB MENENTANG MUHAMMAD IBNU ABDUL WAHHAB.

Para ulama al-Hanbali memberontak terhadap Muhammad Ibnu Abdul Wahhab dan mengeluarkan hukum bahwa akidahnya adalah sesat, menyeleweng dan batil. Tokoh pertama yang mengumumkan penentangan terhadapnya adalah ayah Muhammad Abdul Wahhab sendiri, al-Syaikh ‘Abd al-Wahhab, diikuti oleh saudaranya, al-Syaikh Sulayman. Kedua-duanya adalah dari madzhab al-Hanabilah. Al-Syaikh Sulayman menulis kitab yang berjudul al-Sawa‘iq al-Ilahiyyah fi al-Radd ‘ala al-Wahabiyyah untuk menentang dan memeranginya. Di samping itu tantangan juga datang dari sepupunya – ‘Abdullah bin Husain, Mufti Makkah– Zaini Dahlan mengatakan: “Abdal-Wahhab –ayah Muhammad bin abdul wahab– adalah seorang yang sholih dan merupakan se- orang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan saudaranya al-Syaikh Sulayman. Al-Syaikh `Abd al-Wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya dari awal –ketika Muhammad Abdul Wahhab mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah– telah mengetahui pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Kedua-duanya telah mengeritik dan mencela pendapatnya dan mereka berdua turut memperingatkan orang ramai mengenai bahayanya pemikiran Muhammad..” ( Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, hal.357).

TOLAK UKUR TAUHID DAN SYIRIK

Mengkhususkan tema ini pada pembahasan tersendiri. Karena di dalamnya terdapat masalah penting yang menjadi pemisah antara tauhid dan syirik, yang luput dari perhatian kalangan Wahabi. Mau tidak mau kita harus mengetahuinya, supaya kita dapat mengetahui bagaimana menyikapi cara-cara alami dan sebab-sebab gaib. Orang-orang Wahabi berpendapat bahwa bertawassul kepada sebab-sebab yang alami tidaklah menjadi masalah. Seperti menggunakan sebab-sebab didalam keadaan alami. Akan tetapi menurut pandangan golongan Wahabi/Salafi bertawassul kepada sebab-sebab gaib, seperti misalnya; Anda meminta sesuatu kepada seseorang yang anda tidak akan memperoleh sesuatu itu melainkan melalui cara-cara gaib, adalah syirik. Ini merupakan kekeliruan yang sangat fatal, dimana golongan ini menjadikan cara-cara materi dan cara-cara gaib sebagai tolak ukur tauhid dan syirik. Sehingga mereka berpendapat bahwa berpegang kepada cara-cara materi berarti tauhid yang sesungguhnya, sementara berpegang kepada cara-cara gaib berarti syirik yang sebenarnya!

SIAPAKAH SYEKH MUHAMMAD NASHIRUDIN AL- ALBANI

Pada akhir-akhir ini diantara ulama yang dibanggakan dan dijuluki oleh sebagian golongan Wahabi/Salafi sebagai Imam Muhadditsin (Imam para ahli hadits) yaitu Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani karena –menurut golongan ini– ilmunya tentang hadits bagaikan samudera tanpa bertepi. Beliau lahir dikota Ashkodera, negara Albania tahun 1914 M. Begitu juga Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz di Saudi Arabia. Ada juga dari golongan Salafi ini berkata bahwa al-Albani sederajad dengan Imam Bukhori pada zamannya. Sehingga semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan dan sebagainya, oleh beliau ini, sudah pasti lebih mendekati kebenaran.

WAHABI MEMONOPOLI AJARAN TAUHID MENGKAFIRKAN PARA ULAMA


Sekte Wahabi mengaku sebagai satu-satunya pemilik ajaran Tauhid yang bermula dari pendirinya, Muhamad bin Abdul Wahhab. Dengan begitu akhirnya mereka tidak mengakui konsep Tauhid yang dipahami oleh ulama muslimin selain sekte Wahabi dan pengikutnya. Kini kita akan melihat beberapa tekts yang dapat menjadi bukti atas pengkafiran Muhamad bin Abdul Wahhab terhadap para ulama, kelompok dan masyarakat muslim selain pengikut sektenya. Kita akan menjadikan buku karya Abdurrahman bin Muhammad bin Qosim al-Hanbali an-Najdi yang berjudul “Ad-Durar as-Saniyah” sebagai rujukan kita. Beberapa ungkapan Muhamad bin Abdul Wahhab ,berikut ini, yang berkaitan dengan dakwaannya atas monopoli kebenaran konsep Tauhid versinya, dan menganggap selain apa yang dipahami sebagai kebatilan yang harus diperangi: 


Jumat, 11 Februari 2011

ujian ikhlas

Konon suatu hari, ketika seorang guru sudah memandang perlu menguji sebagian murid-murid yang pilihan, dia memanggil empat orang murid. Masing-masing murid itu diberi seekor ayam dengan sebilah pisau dan dikatakan kepada mereka: “Wahai murid-muridku, coba ayam-ayam itu kalian potong di suatu tempat yang tidak dapat dilihat oleh siapapun dan jangan sampai diketahui oleh siapapun”.

Kamis, 10 Februari 2011

Ngalap Barokah (Dialog Publik di Masjidil Haram)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin–ulama Wahhabi kontemporer di Saudi Arabia yang sangat populer dan kharismatik-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahhabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di. Ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di. Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti paradigma pemikiran Wahhabi. Tafsir ini di kalangan Wahhabi menyamai kedudukan Tafsir al-Jalalain di kalangan kaum Sunni.
Syaikh Ibnu Sa’di dikenal sebagai ulama Wahhabi yang ekstrem. Namun demikian, terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu datangnya.

Sabtu, 05 Februari 2011

KEUTAMAAN HARI JUM'AT

Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..

Allah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat ini. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at, setelah kaum Yahudi dan Nasrani dipalingkan darinya.
Abu Hurairah zmeriwayatkan, Rasulullah bersabda:

LEBIH BAIK MEMPERINGATI MAULID NABI SAW DARI PADA MEMPERINGATI HARI VALENTINE

Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai ?Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15 Pebruari.

Poligami, Bukti Keadilan Dan Keindahan Hukum Allah

Agama Islam yang disyariatkan oleh Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang maha tinggi serta hikmah dan ketentuan hukum-Nya yang maha agung, adalah agama yang sempurna aturan syariatnya dalam menjamin kemaslahatan bagi umat Islam serta membawa mereka meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Jenggot, Celana Cingkrang dan Cadar dalam Perspektif Syariah

Pada suatu ketika seorang sahabat mengunjungi Nabi SAW dengan memakai baju yang jelek.” Rasul SAW lalu bertanya, “Apakah engkau memiliki harta? Ia jawab, “Iya”. Rasul SAW bertanya lagi, “Dari mana harta itu kau peroleh?” Ia menjawab, “Allah SWT telah memberikanku (harta berupa) unta, kambing, kuda dan budak” Rasul SAW kemudian bersabda, “Jika Allah SWT memberimu harta, maka tampakkanlah bekas (hasil/manfaat) nikmat dan kemurahan Allah SWT yang diberikan kepadamu itu” (HR. Abu Dawud)

Fenomena Tanda Hitam di Dahi : Benarkah Sunnah ?

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ

Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).

tentang maulid

Penjelasan Al Muhaddits Prof. Dr.As Sayyid Muhammad bin 'Alawi Al Maliki tentang Peringatan Maulid Nabi SAW

Pada bulan Rabiul Awwal ini kita menyaksikan di belahan dunia islam, kaum muslimin merayakan Maulid, Kelahiran Nabi Muhammad Saw dengan cara dan adat yang mungkin beraneka ragam dan berbeda-beda. Tetapi tetap pada satu tujuan, yaitu memperingati kelahiran Nabi mereka dan menunjukkan rasa suka cita dan bergembira dengan kelahiran beliau Saw. Tak terkecuali di negara kita Indonesia, di kota maupun di desa masyarakat begitu antusias melakukan perayaan tersebut.


Jumat, 04 Februari 2011

ADAB BERDEBAT DALAM KITAB" MIN MUQOWIMAT NAFSIYAH ISLAMIYAH "

Al-Jadal adalah At-Tahâwur (berdiskusi atau berdialog), seperti firman Allah :

"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita mengajukan gugatan kepadamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal-jawab (tahawur) antara mereka antara kamu berdua". (QS. al-Mujadalah 58: 1)

Dalam ayat ini Allah menyebut al-jadal (berdebat) dengan istilah at-tahâwur (berdiskusi). Definisi al-jadal (berdebat) adalah penyampaian hujjah atau yang diduga sebagai hujjah oleh dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya untuk membela pendapat atau madzhabnya, membatalkan hujjah lawan, dan mengubahnya kepada pendapat yang tepat dan benar menurut pandangannya.

HIDAYAH ITU DATANG BERMULANYA DARI KEBAIKAN

Syaikh Ibnu mubarok terheran-heran kenapa Ki Bahrom yang beragama Majusi mendapat tempat di hati Rosululloh SAW ?...

Kisah dimulai ketika Syaikh Ibnu Mubarok melaksanakan Haji ketika di Hijir ismail beliau tertidur dan bermimpi di datangi Rosululloh, Rosululloh berkata : Wahai Ibnu Mubarok, jika engkau pulang ke Baghdad maka carilah Ki Bahrom Al Majusi dan salamkan dariku untuknya lalu katakan padanya bahwa Allah ridho kepadanya.

DIALOG TENTANG TAWASSUL DAN ISTIGHATSAH

Dialog ini adalah pengalaman pribadi Syaikh Walid al-Sa'id, seorang ulama Ahlussunnah Wal-Jama'ah di Timur Tengah, dengan Syaikh Syu'aib al-Arnauth, seorang Wahhabi dari Damaskus. Syaikh Walid al-Sa'id bercerita.
Aku mendatangi Syu'aib al-Arnauth di kantornya untuk berdiskusi tentang masalah tawassul dan istighatsah. Lalu aku berbicara dengannya tentang masalah tawassul dan aku ajukan hadits riwayat al-Thabarani.
Syu'aib al-Arnauth berkata, "Hadits ini membolehkan bertawassul dengan Nabi saw ketika masa hidupnya."
Saya berkata: "Hadits al-Thabarani membolehkan bertawassul dengan Nabi saw ketika masa hidupnya dan sesudah meninggalnya. Demikian pula hadits Bilal bin al-Harits al-Muzani yang mendatangi makam Nabi saw dan bertawassul dengannya sesudah wafatnya Nabi saw."

DIALOG SYAIKH AL-SYANQITHI VS WAHHABI TUNA NETRA

Ketika orang-orang Wahhabi memasuki Hijaz dan membantai kaum Muslimin dengan alasan bahwa mereka telah syirik, sebagaimana yang telah dikabarkan oleh Nabi saw dalam sabdanya, "Orang-orang Khawarij akan membunuh orang-orang yang beriman, dan membiarkan para penyembah berhala." Mereka juga membunuh seorang ulama terkemuka. Mereka menyembelih Syaikh Abdullah al-Zawawi, guru para ulama madzhab al-Syafi'i, sebagaimana layaknya menyembih kambing. Padahal usia beliau sudah di atas 90 tahun. Mertua Syaikh al-Zawawi yang juga sudah memasuki usia senja, juga mereka sembelih.

LIBERALISME TERSELUBUNG HIZBUT TAHRIR

Di antara ciri khas pemikiran kaum libera ladalah menghilangkan otoritas ulama. Menurut kelompok liberal, kita tidak perlu taklid kepada para ulama. Mereka manusia, kami juga manusia dan sama-sama bisa berpikir. Mengikuti pendapat para ulama berarti pengebirian akal yang kami miliki. Demikian kaum liberal berpikir. Karenanya tidak aneh jika dalam setiap diskusi, baik yang bersifat polemis di media massa dan buku-buku, maupun diskusi dialogis dalam forum debat terbuka mereka menolak pendapat para ulama.

ASAL MULA PERJALANAN SPIRITUAL IBRAHIM BIN ADHAM

Ibrahim bin Adham adalah ulama shufi yang dikenal zuhud. Pada mulanya, beliau adalah anak seorang raja. Suatu ketika beliau ditanya oleh muridnya, Syaqiq al-Balkhi, tentang awal pengembaraan spiritualnya. Syaqiq bertanya: "Guru, bagaimana awal mula perjalanan spiritual Anda sehingga mencapai maqam kezuhudan ini, dan meninggalkan kemilau kehidupan duniawi, padahal Anda anak seorang raja?"
Ibrahim bin Adham menjawab: "Suatu ketika aku berjalan di tengah padang pasir. Di tengah padang pasir itu aku menemukan seekor burung yang kedua sayapnya patah. Ia tidak bisa terbang untuk mencari makan. Akan tetapi anehnya, ia mampu bertahan hidup. Akhirnya aku berpikir. Burung yang kedua sayapnya patah ini, makannya dari mana?"

Kamis, 03 Februari 2011

Memahami Hakekat Maqam Tajrid Dan Maqam Asbab

Ibnu Atha'illah As Sakandari berkata dalam kitab Hikamnya :

اِرَادَتُكَ التَّجْرِيْدَ مَعَ إِقَامَةِ اللهِ إِيَّاكَ فِي اْلاَسْبَابِ مِنَ الشَّهْوَةِ الْخَفِيَّةِ

وَإِرَادَتُكَ اْلاَسْبَابَ مَعَ إِقَامَةِ اللهِ إِيَّاكَ فِي التَّجْرِيْدِ إنْحِطَاطٌ عَنِ الْهِمَّةِ الْعَلِيَّةِ

"Kamu ingin maqam tajrid padahal Allah menempatkanmu di maqam asbab itu termasuk syahwat yang samar, sedang kamu ingin maqam asbab padahal Allah menempatkanmu di maqam tajrid itu adalah penurunan dari cita luhur"

Sosok al-Khidir di Mata Kaum Sufi

Mursyid Terbaik yang Sangat Misterius

Kalau ada manusia paling misterius di muka bumi ini, maka al-Khidirlah orangnya. Beliau tokoh yang amat terkenal, tapi jejaknya lepas dari pengamatan sejarah. Hanya cerita pribadi dari mulut ke mulut, tak meninggalkan bukti sejarah apapun. Bahkan, meski memiliki kisah yang unik dengan Nabi Musa u, Taurat maupun Injil tidak menceritakannya. Kisah itu hanya diceritakan dalam al-Qur’an, meski tak secara langsung menyebut namanya.

kupas tuntas masalah TABARRUK

Definisi Tabarruk: Dari sisi bahasa, kata ‘tabarruk’ berarti “mencari berkah” (lihat: kitab Lisan al-Arab jilid 10 halaman 390, kitab Shihah al-Lughah jilid 4 halaman 1075 dan kitab an-Nihayah jilid 1 halaman 120). Dengan begitu, sewaktu dikatakan bahwa “mencari berkah terhadap sesuatu” berarti “keinginan mengambil berkah dari sesuatu tadi”. Atas dasar itulah maka definisi tabarruk dari sisi istilah adalah; “Mengharap berkah dari sesuatu ataupun hal-hal lain yang Allah swt telah memberikan keistimewaan dan kedudukan khusus kepadanya”.

AKHLAK SABAR

Ibnu Mas'ud R.A. berkata: Seolah-olah saya masih melihat pada Rasulullah SAW ketika mencontohkan kejadian seorang Nabi yang dianiya kaumnya hingga berlumuran darah, sambil mengusap darah dari mukanya berkata "ALLAHUMMAGHFIR LI QOUMI FAINNAHUM LA YA'LAMUN" (ya Allah ampunilah kaumku karena mereka tidak mengetahui). (H.R Bukhari, Muslim).


HIDDEN MISSION CONTROL

Mengungkap Pesan Tersembunyi "TANDA DEMOKRASI MASIH MUDA"


Tidak mudah membangun kesepahaman bersama dalam multi komunitas, banyak rintangan yang akan menghalangi, apalagi perbedaan sebuah keniscayaan hidup, fithrah manusiawi sebagai corak pemikiran akal sehat, hal ini dapat kita pahami dari firman Allah swt. "Walau sya`allahu laja`alakum ummatan wahidah, walakin liyabluakum fima atakum fastabiqul khairat, ilallahi marji`ukum jami`an, fayunabbi`ukum bima kuntum fihi takhtalifun".

MENGGAGAS FIQIH YANG AKOMODATIF

Munculnya wajah Islam dalam kehidupan sosial yang berimplikasi pada sosialisasi fiqih, selalu menimbulkan pro-kontra para cendekiawan muslim dunia. Hal ini dipicu oleh kontrasnya panorama realitas sosial masyarakat muslim yang modern, plural dan heterogen dengan realitas sosial masyarakat muslim lainnya yang terkesan klasik, ortodok dan mu'tazil.

fleksibilitas syariat

Kehidupan dan perputaran roda dunia yang tidak lepas dari kubangan ruang dan waktu menuntut semua sunah Allah swt. yang berjalan di muka bumi ini dikondisikan dan diselaraskan dengan style setting zaman, tempat dan waktu. Disamping itu, setting objek juga sangat berakses pada gaya hidup zaman tersebut.
Sebagai agama penerus yang telah dibumikan dan diformulasikan oleh Nabi Adam as. Islam juga tidak lepas melakukan transformasi dan adaptasi terhadap setting realitas sosial di zamannya sehingga berimplikasi pada perbedaan syari’at yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya, sebagai contoh, syari’at Musawiyyah lebih berat daripada syari’at Isawiyyah, syari’at Muhammadiyyah juga tidak lepas diselaraskan dengan realitas sosial umatnya yang ummi dan kurang mengenal peradaban dibanding umat lain disekitarnya pada saat itu, dan lemahnya umat Muhammad Saw. dibanding umat-umat nabi terdahulu.

abdurrahman addiba'i (pengarang maulid addiba'i)

Sang Penyair yang Rendah Hati
(866 H. – 944 H.)
Oleh: Abu Yahya*

يا بدر تم حاز كل كمال # ماذا يعبر عن علاك مقالي
Wahai purnama yang memiliki segala kesempurnaan
Dengan ucapan apa bisa kuungkapkan kemuliaanmu

Maqbarah Syeikh Isma'il Jabarti (Zabid) yang di dalamnya terdapat maqam Abdurrahman Ad Diba'i

Pelantun syair pujian atas Nabi Muhammad SAW. yang lebih dikenal dengan Maulid Diba` ini, bernama lengkap Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar Ad Diba`i Asy Syaibaniy, beliau juga dikenal dengan julukan Ibn Diba`. Sebenarnya kata "Diba`" adalah julukan (laqob) kakeknya yang bernama Ali bin Yusuf Diba` yang dalam bahasa Sudan berarti putih. Dalam kitabnya yang berjudul Bughyatul Mustafid, beliau menuliskan di bagaian akhir kitab tersebut tentang sekilas riwayat hidupnya. Disebutkan bahwa beliau dilahirkan di kota Zabid (salah satu kota di Yaman utara) pada sore hari Kamis, 4 Muharram, 866 H.

Rabu, 02 Februari 2011

do'a rebo wekasan (bulan safar)

Disebutkan oleh sebagian Ulama’ ahli ma’rifat dan ahli mukasyafah :

Bahwasanya setiap tahun di turunkan 320 000 macam bala’dan semua itu diturunkan diwaktu hari rabu terahir bulan Safar.maka siapa orang yang sholat sunnah Diwaktu hari itu sebanyak empat rokaat ,setiap rokaat setelah membaca surat Alfatihah membaca surat Alkautsar (ا اناأعطيناك الكوثر ) 7 X dan surat Alikhlas 5X dan membaca Al maudzatain(قل أعوذ برب الفلق . دان قل أعوذ يرب الناس ) 1x